Rabu, 10 Juli 2013

   Asal Diciptakannya Manusia oleh Allah SWT.

Manusia adalah makhluk yang penuh keistimewaan dibanding dengan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Dalam Al-Qur’an disebutkan manusia berasal dari jiwa yang satu (Nasf Wahidah) yang diartikan dalam beberapa pendapat dan yang salah satunya diartikan sebagai Nabi Adam. Dalam ayat Al-Qur;an yang lain, bahwasannya manusia secara arsitektur juga diciptakan dari tanah (yaitu penciptaan Adam sebagai Bapak Manusia) dan kemudian anak cucunya tercipta dari saripati tanah dan air mani yang dalam Al-Qur’an disebutkan bahwasanya setiap makanan yang dimakan oleh manusia berasal dan bersumber dari tanah.

Kemudian dari asal-muasalnya tersebut, setetes air mani lalu disalurkan ke dalam rahim seorang ibu dan dipertemukan dengan ovum, yang kemudian membentuk segumpal darah, selang beberapa waktu berubah menjadi segumpal daging, lalu Allah memerintahkan seorang malaikat untuk meniupkan ruh dan sampai akhirnya terciptalah janin dalam rahim sang ibu sebagai calon manusia.

Dijelaskan juga dalam Surat As-Sajdah : 7, 8, 9. 
yang artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.(7) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.(8) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(9)

Tafsir Surat Al-‘Alaq : 2
yang artinya : Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (yang melekat).(2)

Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan cara-cara dalam penciptaan manusia, yaitu sebagai makhluk-Nya yang mulia, yang dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberi kesanggupan untuk menguasai segala sesuatu yang ada di bumi dan menundukkannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan kepadanya (Akal dan Rasional).

Tahapan penciptaan manusia juga dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minun : 12 s/d 16
yang artinya : Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.(12) Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).(13) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.(14) Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.(15) Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.(16)

Ada beberapa perbedaan pendapat dalam memaknai kata Al-Insan di sini. Beberapa ulama’ memaknai bahwa kata Al-Insan disini berarti putra-putri Adam As. yang diciptakan saripati dari tanah yang berarti diproduksi oleh alat pencernaan dan bahan makanan yang kemudian menjadi darah, dan kemudian berproses menjadi sperma.
Berbicara tentang pengertian Nuthfah dalam bahasa arab berarti setetes yang membasahi. Ada sebuah pemahaman bahwasannya hasil pertemuan antara sperma dan ovum di dalam rahim seorang ibu. Kata ‘Alaqah diartikan dalam segumpal darah yang membeku yang berdempet di dalam rahim (Ada proses pembelahan menjadi dua, kemudian menjadi empat, kemudian menjadi delapan, demikian seterusnya berkelipatan dua). Kata Mudhghah yang berarti mengunyah. Ada beberapa pendapat lain bahwa Mudhghah adalah ‘Alaqah yang merupakan sesuatu yang kecil sekerat daging. Kata Kasauna terambil dari kata Kasa yang berarti membungkus, yang dimaksud membungkus disini adalah sebuah daging yang membungkus tulang.


A.      Potensi Manusia dan Makhluk yang Lainnya

Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia dan terbaik diantara mahluk ciptaan tuhan yang lainnya karena dibekali berbagai macam potensi yang tidak dimiliki oleh mahluk lain. Namun terkadang, kita tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi yang ada dalam diri kita sehingga terkadang kita hidup dengan kondisi seadanya,mudah menyerah, dan tidak mempunyai impian besar. Kita menjalani rutinitas hidup apa adanya tanpa ada kekuatan untuk menjadikan hidup kita lebih baik.
Jika kita mau merenung, sebenarnya ketika kita diciptakan, tuhan pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan. Maka dari itulah Allah membekali manusia dengan segenap potensi yang ada pada dirinya. Potensi itu meliputi jasmani (fisik) , Rohani(spiritual), dan akal (Mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan pada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya, semua itu tergantung bagaimana mereka memanfaatkan potensi dalam diri mereka.
Manusia adalah mahluk yang berkemampuan untuk menyusun konsep-konsep, mencipta, mengembangkan, dan mengemukakan gagasan, serta melaksanakannya. Potensi ini adalah bukti yang membungkamkan malaikat, yang tadinya merasa wajar untuk dijadikan khalifah di bumi, dan karenanya mereka bersedia sujud kepada Adam.   
Kekurangan dan kelebihan adalah seperti dua sisi mata uang yang tidak akan pernah lepas dari seorang manusia. Seorang manusia pasti akan memiliki kekurangan dan kelebihan, karena seperti itulah manusia diciptakan tidak sempurna (karena sempurna hanyalah milik ALLAH SWT).
Zaman sekarang banyak manusia yang mengalami kemiskinan, musibah, dan bencana lainnya. Dan zaman sekarang pula lah, banyak manusia yang mengalami kejayaan, kemewahan dan kesenangan lainnya.Lalu apakah kelebihan manusia di bandingkan dengan mahluk lain?
Tidak ada satupun manusia yang mau disamakan dengan binatang, baik kera maupun spesies yang lain. Di antara semua makhluk hidup, manusia mempunyai keunikan-keunikan yang membuatnya sangat istimewa.
Kelebihan otak manusia memang bukan terletak pada ukurannya yang tak lebih dari 1,3 kg, melainkan pada perkembangannya yang sangat sempurna. Oleh karena itu manusia bisa berpikir dan membangun peradaban yang tidak dimiliki oleh binatang.Namun manusia juga mempunyai kekurangan di bandingkan dengan mahluk yang lainnyaManusia bukan makhluk super, walaupun manusia makhluk yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna, tetapi manusia adalah makhluk yang paling lemah diantara makhluk-makhluk lainnya.

·         Tenaga
Bandingkan dengan gajah lebih kuat dari manusia, gajah bisa mengangkat dan mencabut pohon tanpa bantuan alat. Tenaga gajah lebih besar dari manusia.

·         Kecepatan Berlari
Bandingkan dengan kuda, rusa,dan burung mereka makhluk yang lebih cepat berlari ketimbang manusia.

·         Jarak Pandangan Mata
Bandingkan dengan burung elang yang dapat melihat mangsanya dari jarak yang jauh sambil terbang.Bandingkan dengan burung hantu yang bisa melihat di malam gelap gulita.

·         Sensor Penciuman
Bandingkan dengan kucing dan anjing yang penciumannya sangat tajam dan mampu menengendus mangsanya dari jarak yang jauh.

·         Kecantikan warna kulit
Bandingkan dengan burung merak yang berkilauan warna bulunya dan penuh warna yang sangat artistik.

Tak ada yang patut disombongkan pada diri manusia. La haula wala quwata illah Billah.
Tiada daya dan upaya melainkan dari Allah.Jadi menurut saya kesimpulan dari tulisan di atas, kesimpulannya adalah bahwasanya tidak ada manusia yang sempurna melebihi penciptanya, semua manusia baik dari jaman dahulu sampai sekarang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing juga jika di bandingkan dengan mahluk lain. Mugkin manusia di lebihkan derajatnya oleh Allah swt karena dia mempunya akal pikiran yang disa ia gunakan untuk membedakan mana yang benar juga mana yang salah. Tidak ada perbedaan yang sangat dan sangat mencolok dari manusia jaman dahulu dengan manusia jaman sekarang selain yang telah di jabarkan di atas. Kekurangan bahwasanya adalah milik kita semua dan kelebihan hanya milik Allah semata.



B.       Orientasi Hidup, Tujuan Penciptaan dan Fungsi Manusia

Waktu adalah sesuatu yang mengantarkan manusia, dan dengan waktu, setidaknya manusia selalu diharapkan pada tujuan, dan untuk mencapai tujuan, manusia perlu memerlukan cara, dan cara adalah berasal dari aturan, yang kemudian keduanya adalah jalan untuk mencapai yujuan tersebut hanya saja banyak manusia yang tidak sadar apakah tujuan yang hakiki dalam kehidupannya dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan cara dan jalan yang benar.
Setiap manusia hendaknya mengetahui kemana tujuan dan perjalanannya, kemudian, agar ia dapat selamat sampai ditujuan hendaknya ia mengetahui jalan apa yang sebaiknya dia tempuh, sedangkan untuk menempuh jalan tersebut ia perlu mengetahui satu aturan untuk petunjuk yang menunjukkan jalan-jalan tersebut, sedangkan untuk mengetahui dan menggunakan aturan dan petunjuk itu ia memerlukan seseorang yang sangat paham terhadap aturan dan petunjuk tersebut.
Tujuan akhir dari setiap manusia adalah kehidupan akhirat yang kekal abadi, sedangkan jalan yang dapat mengantarkan manusia agar ia selamat sampai pada akhir tujuannya itu adalah Al-islam, dan Al-islam tidaklah dapat diketahui oleh manusia kecuali ia berpegangan pada petunjuk dan aturan dari Al-Qur’an dan Al- Hadist, Sedangkan sebaik-baiknya manusia yang memberikan pernjelasan dari kedua petunjuk jalan yang selamat itu adalah Rasulullah SAW, sahabatnya ulama, dan orang-orang yang shalih. Jika semua itu telah dipenuhi maka insyaAllah manusia akan selamat dalam menempuh perjalanan hidupnya dari awal hingga akhir.
Ayat pertama yang menjelaskan tentang tujuan penciptaan manusia adalah firman Allah SWT :
yang artinya :  “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku (Adz-dzariyat:56)”. Ayat ini mengindikasikan tentang tujuan penciptaan manusia sebagai hamba Allah.
Hal ini juga dapat kita lihat bahwa dakwah Rasulullah SAW di era mekkah adalah mengajak masyarakat kepada tujuan utama penciptaan mereka yaitu mengabdi kepada Allah SWT dengan sebenarnya, Perbuatan yang tidak memiliki suatu tujuan adalah perbuatan yang sia-sia yang harus dihindari. Dengan demikian harus dipahami bahwa ada tujuan bagi Allah SWT dalam perbuatannya, tapi dalam dirinya bukan diluar dirinya. Ibadah adalah tujuan penciptaan manusia dan kesempurnaan yang kembali dalam penciptaan. Allah SWT menciptakan manusia untuk memberinya ganjaran, yang memperoleh ganjaran adalah manusia sedangkan Allah SWT tidak membutuhkannya. Adapun tujuan Allah SWT, maka itu berkaitan dengan Zatnya yang Maha Tinggi. Dia menciptakan jin dan manusia karena Dia adalah Zat yang Maha Agung.
            Fungsi manusia dihidupkan oleh Allah SWT di dunia ini. Kita perhatikan firman Allah yang artinya “ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat : ”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah dibumi””(2-Al-Baqarah: 30).
Yang dimaksud dengan “khalifah” adalah nabi Adam AS yang menurunkan seluruh umat manusia. Jadi setiap manusia, sebagai keturunan nabi Adam As dengan sendirinya sebagai ahli warisnya dan sekaligus menjadi khalifah Allah SWT dimuka bumi. Secara Adami berarti setiap manusia mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab menjalankan kekhalifahan. Sebagai khalifah Allah dibumi umat manusia diberi tugas mengatur kehidupannya didunia ini agar menjadi kehidupan yang baik dan benar yang di ridhoi Allah SWT.
            Didalam menjalankan fungsinya sebagai khalifa Allah dimuka bumi,manusia tidak bebas begitu saja tanpa arah, melainkan harus mengikuti haluan garis besar dan tujuan pokok yang harus dituju antara lain seperti yang telah ditetapkan didalam Al-Qur’an surah nomor 51 Adz-dzaariyat ayat 56 : yang artinya “dan tiada Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar supaya mereka beribadah mengabdikan diri kepada - Ku” .
            Jadi segala perbuatan dan tingkah laku manusia dalam segala keadaan, situasi dan kondisi yang bagaimanapun, hidup didunia ini harus diarahkan untuk pengabdian diri (beribadah) kepada Allah SWT semata-mata karena Allah SWT (lillahita’ala) sebagai pelaksanaan tugas “liya’buduuni”.

Hidup sukses menurut Al-Qur’an

Surat al-‘Ashr terdiri dari tiga ayat. Menurut Ibnu ‘Abbas, Abdullah bin Zubair, dan Jumhur Ulama, surat ini diturunkan di Mekah. Namun Mujahid, Qatadah, dan Muqatil berpendapat bahwa surat ini diturunkan di Madinah sesudah surat al-Insyirah. Teks surat sebagai berikut:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.”

·         Hidup Sukses

Jika surat al-‘Ashr ini diamati secara seksama, maka akan kita temui rumusan konsep hidup manusia sukses di dunia dan di akhirat. Pada surat ini tergambar tentang problem kehidupan manusia yang tidak mampu memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan seefektif mungkin; begitu juga semua karya mereka tidak dilandasi oleh motifasi iman; sehingga kehidupan mereka diklaim oleh Allah SWT sebagai kehidupan yang merugi (Khusr).

Kerugian tersebut bisa berwujud dalam bentuk duniawi ataupun ukhrawi. Bentuk kerugian duniawi misalnya seseorang yang tidak dapat mempergunakan waktunya dengan baik, apalagi menyia-nyiakannya, maka kehidupan orang tersebut akan mengalami banyak kesulitan; dan akan tipislah tercapainya tujuan; atau besar kemungkinan cita-citanya gagal.

Begitu pula halnya orang yang terlalu memusatkan perhatiannya terhadap materi duniawi, sementara ia melupakan kehidupan ukhrawi, kehidupan seperti inipun akan mendapatkan kerugian besar. Pada prinsipnya sejumlah harta yang dikumpulkan itu tidak ada manfaatnya--jika tidak digunakan dalam hal-hal yang positif karena ketika seseorang meninggal dunia maka seluruh harta itu akan ditinggalkan dengan begitu saja.

Berdasarkan pertimbangan di atas, Allah SWT memberikan peringatan (tazkirah) yaitu diawalinya surat ini dalam bentuk qasam. Ia menggunakan muqsam bihnya dengan al-‘ashr; hal ini memberikan isyarat bahwa faktor waktu/kesempatan dan pemanfaatannya merupakan prasyarat penting yang akan mengantarkan manusia hidup sukses di dunia dan di akhirat. Allah SWT sangat sayang kepada hamba-Nya dengan memberikan jalan keluar dalam bentuk rumusan konsep hidup manusia sukses.

·         Unsur Hidup Sukses

Untuk terwujudnya hidup sukses menurut surat ini ada 3 unsur yang harus dipenuhi, dan kesemua unsur tersebut saling terkait, yaitu:

1. Iman yang mantap.

Persyaratan utama untuk mengarungi kehidupan di dunia ini adalah adanya pembekalan iman yang mantap yang bersumber dari hati sanubari yang suci. Iman dalam artian membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan merealisasikannya dalam bentuk perbuatan-perbuatan positif yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw yang tertuang di dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah.
Dengan bekal iman, seseorang hanya menyembah kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa; dan dengannya akan muncullah pada pribadi orang tersebut adanya rasa persamaan, rasa solidaritas sosial yang tinggi, dan rasa penghargaan atas hak-hak asasi manusia (HAM) sesamanya. Sebab, pada hakikatnya, manusia tidak ada yang lebih tinggi, dan atau tidak ada yeng lebih hina kecuali orang-orang yang dimuliakan oleh Allah yaitu orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. 49: 13 yang artinya: “...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu...”. (QS. Al-Hujurat/49: 13).

Di samping itu, iman merupakan dasar dan kunci serta barometer kehidupan; dari padanya terpencar segala aspek kebaikan. Oleh karena itu, Allah menyatakan di beberapa ayat Al-Qur'an tentang sesuatu perbuatan baru mempunyai nilai atau kwalitas, jika pelaksanaannya dilandasi oleh iman. Sebaliknya, jika perbuatan itu dilandasi oleh unsur kekufuran maka perbuatan tersebut tidak mempunyai nilai bagaikan abu yang ditiup angin keras (lihat QS. 14: 18) atau bagaikan fatamorgan. 

2. Amal Saleh (Perbuatan atau karya nyata yang positif)

Amal saleh merupakan manisfestasi dari iman yang terpancar dari jiwa seseorang; atau dengan perkataan lain amal saleh merupakan buah dari iman. Imanlah yang mendinamisasikan perbuatan seseorang yang dimotifisir oleh semangat lillahi ta’ala. Di samping itu , iman berfungsi sebagai pengendali gerak perbuatan seseorang sesuai dengan aturan main yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Sepanjang pengamatan penulis kata “amanu” sering berdampingan dengan kata “ ’amilu al-Shalihat”; hal ini memberikan isyarat bahwa iman tanpa disertai dengan amal, itu tidak akan bernilai apa-apa, dan sebaliknya, jika amal tanpa dilandasi oleh iman, maka amal tersebut tidak berdampak dan tidak bernilai di sisi Allah SWT.

Jika unsur yang pertama dan kedua terpencar dan dilaksanakan oleh masing-masing individu, maka unsur yang ketiga mengajarkan kepada setiap orang agar saling mengingatkan dan berpesan antar sesamanya dalam kebenaran. Saling isi-mengisi dan saling memberikan informasi dalam hal kebenaran itu tentunya disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada pada masing-masing individu. Dengan cara ini akan terealisir rasa persatuan dan kesatuan serta semangat ukhuwah Islamiyah yang dilandasi oleh kebenaran.
Namun, proses untuk menuju jalan kebenaran itu tidaklah mudah, di sana banyak liku-liku yang mesti dilalui antara lain:

a.    Kemampuan pengendalian diri dari masing-masing pihak bervariatif;
b.    Kondisi lingkungan, terkadang kurang kondusif;
c.     Adanya kesesatan dan kezaliman di masyarakat bersifat fluktuatif.
d.    Pemerintah yang berkuasa terkadang adil dan kebanyakan zalim.

 4. Saling berwasiat dalam kesabaran

Terwujudnya unsur kesatu, kedua dan ketiga sangat bergantung kepada kwalitas dan frekwensi ketabahan seseorang tersebut. Sebab, dalam kenyataannya banyak sekali ganjalan dan kendala menuju hidup sukses; baik yang berasal dari internal maupun yang datang dari eksternal. Apakah kendala itu berkait dengan masalah pribadi, atau berhubungan dengan problema masyarakat, bangsa dan negara; kesemuanya itu akan bisa dipecahkan jika dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Al-Qur'an telah menjelaskan secara umum bentuk-bentuk kendala dalam kehidupan.

Sabar itu diartikan sebagai upaya terakhir dari seseorang, setelah yang bersangkutan berusaha maksimal sesuai dengan potensi dan kemampuan yang tersedia; kemudian ia berani tampil untuk mengambil resiko sebagai langkah pertanggungjawabannya kepada Allah SWT.


Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget